SAYA

SAYA

Rabu, 25 September 2013

laporan kalsium darah

Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak berada dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI (natrium klorida).
Nilai normal :
Dewasa 
95-105 mEq/L
Anak
98-110 mEq/L
Bayi
95 -110 mEq/L
Bayi baru lahir
94-112q/L
          Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung, diare, diet rendah garam, infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obatThiazid, diuretik, dan Iain-lain.Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium, gangguan ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.
          Pemeriksaan yang berguna untuk mengukur konsentrasi klorida (Cl) di dalam tubuh. Klorida merupakan suatu elektrolit yang memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel-sel tubuh, serta mempertahankan volume darah normal, tekanan darah, dan pH cairan tubuh. Nilai Cl harus diinterpretasikan dengan nilai elektolit dan asam-basa yang lain seperti natrium (Na), kalium (K), dan bikarbonat (HCO3). Membedakan diagnosis asidemia dan alkalemia, dan mendeteksi beberapa kondisi seperti defisiensi mineral kortikoid, asidosis, diare, renal tubular asidodis, penyakit Addison, alkalosis metabolik, diabetik ketoasidosis, dan gangguan kesehatan lain.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada pada tulang dan sisanya tersebar di seluruh tubuh dalam aneka cairan tubuh (Ernes, 2006).Asupan kalsium yang cukup dapat membantu melindungi tulang sepanjang hidup kita. Pada anak-anak dan remaja, asupan kalsium yang cukup dapat membantu memproduksi massa tulang yang lebih tinggi. Massa tulang yang maksimum yang pernah dicapai seseorang biasanya saat berusia 25 tahun. Pada orang dewasa (sampai awal empat puluhan), asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul, tempat sebagian besar pengeroposan terjadi. Di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause dan tua, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah pengeroposan tulang (Felicia, 2009).
Kehilangan sebagian kalsium harian melalui ekresi (urine dan feses), keringat, dan paru-paru saat kita bernapas adalah hal yang normal. Oleh karena itu, kita harus mengonsumsi cukup kalsium setiap hari untuk mengembalikan kalsium yang hilang. Pada kebanyakan orang yang sehat, pola makan yang mengikuti rekomendasi asupan kalsium yang tepat dapat mengembalikan kalsium yang hilang setiap harinya (Felicia, 2009).
Jika kebutuhan kalsium tidak bisa dipenuhi, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan utama kalsium untuk mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah. Mempertahankan kadar kalsium sangat penting agar jantung, pembuluh darah, persarafan, dan otot dapat berfungsi dengan normal. Jika diperlukan tubuh akan mengorbankan tulang (sehingga membuat tulang menjadi lemah dan rentan patah) demi mempertahankan fungsi tubuh yang lebih vital bagi kelangsungan hidup (Felicia, 2009).Kita membutuhkan kalsium sepanjang hidup kita, tetapi jumlah optimalnya terus berubah. Makanan yang rendah kalsium akan mengarah kepada tulang yang tidak sehat. Jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang tua yang biasanya sulit menyerap kalsium maka situasinya akan semakin serius. Cara terbaik untuk membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengonsumsi makanan kaya akan kalsium dan mendapatkan setidaknya 1000 mg suplemen kalsium per hari. Wanita menopause harus mendapatkan 1500 mg kalsium per hari. Suplemen vitamin D juga penting karena vitamin ini meningkatkan penyerapan kalsium (Lane, 2001).
Banyak orang menyangka bahwa kalsium hanya berfungsi untuk memperkuat tulang saja. Namun sebenarnya kalsium juga berguna untuk kontraksi otot, penggmpalan darah, membantu menstabilkan tekanan darah, membantu transmisi gelombang listrik pada saraf, dan lain-lain. Karena kalsium sangat penting, tubuh telah mengembangkan sistem hormon yang luas untuk menjaga kalsium tetap konstan dalam darah. Unsur-unsur yang paling penting adalah hormon paratirod, vitamin D, dan kalsitonin (Ernes, 2006).Hormon paratiroid mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Jika tingkat ini turun di bawah poin tertentu, hormon ini dilepas dalam aliran darah dan meningkatkan kalsium darah dengan beberapa cara. Karena kalsium penting bagi kesehatan otak dan sel maka tulang mungkin berkorban untuk memastikan kalsium yang memadai tetap ada dalam darah. Vitamin D, seperti halnya hormon paratiroid, bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat kalsium tertentu dalam darah. Hormon kalsitonin juga digunakan untuk melindungi tulang dari efek penyerapan yang disebabkan oleh hormon paratiroid (Lane, 2001).Kita mengetahui bahwa kalsium membantu pertumbuhan tulang pada saat remaja untuk membantu mencapai puncak massa tulang. Konsumsi susu dalam jumlah yang adekuat pada usia tersebut menurunkan resiko osteoporosis karena tulang sangat peka terhadap penumpukan mineral di usia dini. Kekurangan kalsium pada usia muda merupakan penyebab osteoporosis di usia lanjut. Keadaan ini tidak dapat ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika tanda osteoprosis mulai terlihat.
Fungsi Kalsium Adapun fungsi kalsium adalah:
1. Bersama fosfor membentuk matriks tulang, pembentukan ini dipengaruhi oleh vitamin D. Peranan kekurangan kalsium pada osteoporosis harus dipertimbangkan bersamaan dengan kekurangan vitamin D. Kekurangan vitamin D akut menyebabkan osteomalasia, yaitu kegagalan untuk memineralkan jantung. Vitamin D didapat dari sinar matahari dimana vitamin ini diproduksi oleh sinar ultraviolet pada bentuk tidak aktif di kulit. Vitamin ini diubah dan disimpan dan diubah lagi menjadi bentuk aktif di dalam hati dan ginjal. Setelah diaktifkan, vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dari usus dan merangsang ginjal untuk menyerap kembali kalsium dari urin kembali ke aliran darah. Jadi, jumlah vitamin D sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan kalsium. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa para wanita yang kurang mendapat sinar matahari memiliki kadar vitmin D yang sedikit lebih rendah. Berkurangnya massa tulang yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D sebagian dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen vitamin. Suplemen vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari, multi vitamin, sayuran, dan formulasi vitamin D khusus. Vitamin ini juga ditemukan dalam jumlah kecil pada telur, susu, dan ikan (Lane, 2001).
2. Membantu proses penggumpalan darah.
3. Mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot dan saraf.
2.1.2. Sumber Kalsium
Jika kita bijak dalam memilih makanan, memperoleh asupan kalsium optimal dari makanan sangatlah memungkinkan. Susu dan produk olahannya seperti yogurt dan keju serta campuran makanan yang mengandung keju memiliki kandungan tertinggi per takaran saji. Susu kedelai dan beras, yogurt, tofu, dan keju mengandung jumlah kalsium yang setara dengan kalsium dalam produk-produk olahan susu sapi. Produk ikan kaleng yang menyertakan tulangnya (salmon atau sarden) juga mengandung banyak kalsium, tetapi irisan ikan segar tanpa tulang bukan sumber kalsium tinggi. Sejumlah sayuran juga banyak mengandung kalsium, khususnya bok choy(kubis cina), lobak cina, kangkung, bayam, dan brokoli. Sementara sayuran dan buah yang mengandung sedikit kalsium ada banyak, termasuk buncis, jeruk, minyak wijen, minyak zaitun, lemon, dan bawang putih.Ada sejumlah orang yang fanatik percaya bahwa susu adalah satu-satunya sumber kalsium dan ada juga yang percaya bahwa susu mempunyai efek merugikan bagi kesehatan. Keduanya salah dan keduanya tidak bertanggung jawab terhadap kampanye gencar mereka yang dipasang di tempat umum dan iklan.Banyak orang bingung memilih makanan yang diperkaya dengan kalsium karena kandungan kalsium dalam setiap produk sangat bervariasi. Sebagai contoh, jus jeruk yang diperkaya dengan kalsium mengandung kalsium antara 300 dan 400 mg per takaran saji, sama atau lebih besar dibandingkan susu dengan kuantitas yang sama. Beberapa sereal yang diperkaya dengan kalsium bahkan mengandung kalsium per takaran saji yang lebih besar dari susu, sampai 1000 mg per takaran saji.
2.1.3. Kekurangan dan Kelebihan Kalsium
Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak kelihatan sebelum mereka mencapai usia dewasa. Kekurangan kalsium saat remaja merupakan penyebab osteoporosis di usia tua.Kekurangan kalsiium dapat menyebabkan:
1. Karies dentis (kerusakan gigi).
2. Pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna.
3. Sukar terjadi penggumpalan darah.
4. Terjadinya kekejangan otot.Selain akibat kekurangn kalsium di atas, akibat ketidakseimbangan kalsium dan fosfor juga dapat menimbulkan kerugian. Karena fosfor dapat meningkatkan hormon paratiroid. Jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi, maka kekurangan kalsium terus terjadi sementara penumpukan fosfor juga terus berlanjut (Lane, 2001).
Tubuh orang dewasa mengandung sekitar 1200 gram kalsium, terutama terdapat dalam tulang. Secara umum, toksisitas kalsium jarang ditemukan. Tidak ada efek negatif yang ditemukan pada orang dewasa sehat yang mengkonsumsi kalsium sampai 2500 mg per hari (Arisman, 2004).Namun konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar (konstipasi) dan menggnggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng, dan tembaga. Kelebihan kalsium jangka panjang akan menyebabkan resiko hiperkalsemia, batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya dihindari. Disarankan konsumsi kalsium per hari tidak melebihi 2500 mg (Hardiansyah & Rimbawan, 2000).
2.2. Tingkat Kecukupan Kalsium

Pada umumnya kalsium yang dibutuhkan setiap hari berkisar antara 800 mg hingga 1200 mg, tetapi kebutuhan tersebut berbeda pada setiap jenis kelamin dan golongan umur (Errnes, 2006).

laporan kaliun dalam serum

kalium sebagai larutan elektrolit dalam tubuh

BAB  I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Tubuh kita ini adalah ibarat suatu jaringan listrik yang begitu kompleks, didalamnya terdapat beberapa “pembangkit” lokal seperti jantung, otak dan ginjal. Juga ada “rumah-rumah” pelanggan berupa sel-sel otot. Untuk bisa mengalirkan listrik ini diperlukan ion-ion yang akan mengantarkan “perintah” dari pembangkit ke rumah-rumah pelanggan. Ion-ion ini disebut sebagai elektrolit. Ada dua tipe elektrolit yang ada dalam tubuh, yaitu kation (elektrolit yang bermuatan positif) dan anion (elektrolit yang bermuatan negatif). Masing-masing tipe elektrolit ini saling bekerja sama mengantarkan impuls sesuai dengan yang diinginkan atau dibutuhkan tubuh. Beberapa contoh kation dalam tubuh adalah Natrium (Na+), Kaalium (K+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+). Sedangkan anion adalah Klorida (Cl-), HCO3-, HPO4-, SO4-.
 Dalam keadaan normal, kadar kation dan anion ini sama besar sehingga potensial listrik cairan tubuh bersifat netral. Pada cairan ektrasel (cairan diluar sel), kation utama adalah Na+ sedangkan anion utamanya adalah Cl-. Sedangkan di intrasel (di dalam sel) kation utamanya adalah kalium (K+).
Disamping sebagai pengantar aliran listrik, elektrolit juga mempunyai banyak manfaat, tergantung dari jenisnya. Contohnya : Natrium : fungsinya sebagai penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan volume ekstra sel. Kalium : fungsinya mempertahankan membran potensial elektrik dalam tubuh. Klorida : fungsinya mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel.Tidak semua elektrolit akan kita bahas, hanya kalium yang akan dibahas pada makalah ini. Ada dua macam kelainan elektrolit yang terjadi ; kadarnya terlalu tinggi (hiper) dan kadarnya terlalu rendah (hipo).

1.2.   Tujuan
1.2.1.      Mengetahui Fungsi Kalium dalam Tubuh
1.2.2.      Mengetahui dampak dari kelebihan dan Kekurangan Kalium




BAB  II
ISI
2.1.   Fungsi Kalium
Kalium (K) adalah kation utama kompartemen cairan intraseluler ( CIS ). Sekitar 90 % asupan kalium diekskresikan di urin dan 10 % di feses. Konsentrasi normal kalium di plasma adalah 3,5 – 4,8 mmol/L, sedangkan konsentrasi intraseluler dapat 30 kali lebih tinggi, dan jumlahnya mencapai 98 % dari jumlah K keseluruhan. Walaupun kadar kalium di dalam CES hanya berkisar 2 % saja, akan tetapi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga homeostasis. Perubahan sedikit saja pada kalium intraseluler, akan berdampak besar pada konsentrasi kalium plasma.
Keseimbangan Kalium diatur dengan menyeimbangkan antara pemasukan dan ekskresi, serta distribusi antara intrasel dan ekstrasel. Regulasi akut kalium ekstraseluler dicapai dengan perpindahan kalium internal antara CES dan CIS. Ketika kadar kalium ekstrasel meningkat akibat asupan yang banyak, atau disebabkan oleh pembebasan kalium internal, maka regulasi akut ini akan terjadi. Regulasi ini merupakan kontrol hormonal, yaitu: Insulin disekresikan segera setelah makan, dan ini akan menstimulasi Na, K, ATPase dan mendistribusikan Kalium yang didapat dari sel–sel makhluk hidup yang dimakan ke intrasel.
Epinefrin meningkatkan ambilan kalium sel, yang mana penting untuk kerja otot dan trauma. Kedua kondisi ini memicu terjadinya peningkatan kalium plasma. Aldosteron juga berperan dalam meningkatkan konsentrasi kalium intraseluler. Perubahan pH mempengaruhi distribusi kalium ekstra dan intraseluler. Pada asidosis, konsentrasi K ekstraseluler meningkat, sedangkan alkalosis cenderung membuat hipokalemia.
Regulasi kronik untuk homeostasis K adalah oleh ginjal. 65 % dari K yang difiltrasi, direabsorpsi sebelum mencapai akhir dari tubulus proksimal ginjal, 20% di tubulus distal, dan 15 % lainnya di ansa henle. Jumlah ekskersi kalium ditentukan pada tubulus penghubung dan duktus koligentes Besarnya jumlah K yang direabsorpsi atau disekresi tergantung kepada kebutuhan. Pada keadaan dimana pemasukan berlebihan, maka ekskresi akan meningkat, begitupula sebaliknya.
Konsentrasi total kalium di dalamtubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
Kalium sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot, kalium juga dimanfaatkan oleh sistem saraf otonom (SSO), yang merupakan pengendali detak jantung, fungsi otak, dan proses fisiologi penting lainnya.  Kalium ditemukan di hampir seluruh tubuh dalam bentuk elektrolit dan banyak terdapat pada saluran pencernaan. Sebagian besar kalium tersebut berada di dalam sel, sebagian lagi terdapat di luar sel. Mineral ini akan berpindah secara teratur dari dan keluar sel, tergantung kebutuhan tubuh.
Di dalam tubuh, kalium biasanya bekerja sama dengan natrium (Na) dalam mengatur keseimbangan muatan elektrolit cairan tubuh dan keseimbangan asam basa. Keseimbangan ini dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan kalium dari makanan dan jumlah kalium yang dibuang. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh.
Dalam keadaan normal, organ ginjal berperan menyesuaikan antara asupan dan jumlah kalium yang dibuang tubuh. Sebagian besar kalium dibuang melalui urin, walaupun ada juga yang keluar bersama tinja.

2.2.   Efek Jika Kekurangan
Penggunaan Pencahar, kadar kalium dalam darah orang normal 3,5-5 mEq/liter. Bila kurang dari itu dibilang kekurangan kalium atau dikenal dengan istilah hipokalemia. “Orang jarang kekurangan kalium,”.Penyebab hipokalemia antara lain:
  Asupan kalium yang kurang. Secara fisiologis, ekskresi kalium di ginjal sebanding dengan jumlah asupan. Hipokalemia jarang yang hanya disebabkan asupan kalium yang rendah saja.
  Pengeluaran Kalium yang berlebihan. Ekskresi kalium dapat melalui sistem pencernaan, keringat atau ginjal. Beberapa etiologi ekskresi kalium meningkat adalah muntah, pemakaian (Naso Gastric Tube) NGT, diare, dll.
Kalium berpindah dari ekstrasel ke intrasel (Redistribusi). Terjadi pada keadaan alkalosis, pemberian insulin, pemakaian beta 2 agonis, paralysis periodic hypokalemic, dan hipotermia. Konsentrasi ion kalium pada pada ekstrasel sangat keci dan keadaan ini tidak tercermin pada jumlah kalium serum. Pada hipokalemia kronik, penurunan kalium serum 1 mmol/L sebanding dengan defisit 200 mmol/L kalium total tubuh, maka perlu dipertahankan kalium serum > 4 mEq/L.
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Kondisi yang lebih berat dapat mengakibatkan kelemahan fungsi otot dan tubuh mudah lelah. Pada hipokalemia, penderita biasanya mengeluhkan badannya lemas dan tak bertenaga. Hal ini terjadi mengingat fungsi kalium dalam menghantarkan aliran saraf di otot maupun tempat lain.  Kelemahan otot biasanya terjadi pada otot kaki dan tangan, tetapi kadang juga mengenai otot mata, otot pernapasan, dan otot untuk menelan. Kedua keadaan terakhir ini dapat berakibat fatal.
Pada kondisi hipokalemia parah, sistem saraf juga mengalami gangguan dalam mengantarkan rangsangan. Yang lebih parah, meskipun jarang terjadi, hipokalemia dapat menyebabkan masalah serius seperti detak jantung tak beraturan hingga berhentinya detak jantung,
Defisiensi kalium dapat mempengaruhi berbagai sistem organ, seperti sistem kardiovaskuler, otot dan ginjal. Hipokalemia dapat menyebabkan hipertensi dan aritmia ventrikel. Mekanisme terjadinya hipertensi masih belum dapat dijelaskan dengan baik. Akan tetapi, keadaan ini dihubungkan dengan retensi garam di ginjal, selain akibat berbagai proses hormonal. Aritmia terjadi akibat membran potensial otot jantung yang terdepolarisasi sebagian. Keadaan hipokalemia dapat memeperburuk hiperglikemia pada pasien diabetes, akibat pengaruh terhadap pelepasan insulin dan sensitivitas organ terhadap insulin. Rabdomiolisis dapat terjadi sebagai akibat dari hiperpolarisasi sel otot rangka, selain adanya gejala kram, mialgia, dan mudah lelah. Hipokalemia dapat mempengaruhi keseimbangan asam basa sistemik, melalui efek terhadap berbagai komponen dari regulasi asam basa di ginjal.
 Diagnosis hipokalemia didasarkan kepada hasil pengukuran kalium serum kecil dari 3,5 mmol/L. Untuk mengetahui penyebab, dilanjutkan dengan pengukuran kalium urin, status asam basa dan Transtubular Kalium Consentration Gradient (TTKG). Indeks ini menggambarkan konservasi kalium pada duktus koligentes di korteks ginjal. Diukur dengan perhitungan :

o
2.3.   Efek Jika Kelebihan
Ada 2 mekanisme terjadinya hiperkalemia, yaitu:
  Kelebihan asupan kalium melalui makanan. Buah–buahan dan sayur–sayuran banyak mengandung kalium. Campuran garam dapat mengandung kalium, dan kelebihan asupan dapat terjadi pada pemberian makanan enteral.
  Keluarnya kalium dari intra sel ke ekstrasel. Keadaan asidosis metabolik, selain yang disebabkan oleh KAD atau asidosis laktat, defisisensi insulin, pemakaian beta blocker, dan pseudohiperkalemia akibat pengambilan sampel darah yang lisis. Kelainan klinik bergantung kepada kadar kalsium, dan keseimbangan asam-basa.
Berkurangnya ekskresi melalui ginjal. Terjadi pada keadaan hiperaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume sirkulasi efektif pada CHF dan pemakaian siklosporin. Dewasa ini diketahui pemakaian ACE inhibitor juga faktor resiko untuk hiperkalemia.
Pada hiperkalemia, terjadi peningkatan kepekaan membran sel, sehingga dengan sedikit perubahan depolarisasi, potensial aksi dapat dengan mudah terjadi. Hal ini menimbulkan kelemahan otot sampai paralisis dan gagal nafas. Gejala yang paling buruk adalah penurunan kecepatan sistem konduksi miokard dan meningkatkan repolarisasi miokard.
Kondisi hiperkalemia atau meningkatnya kadar kalium dalam darah menyebabkan gangguan irama jantung hingga berhentinya denyut jantung, Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan yang harus segera diatasi karena mengancam jiwa.
Diagnosis Hiperkalemia  ditegakkan berdasarkan nilai kalium serum diatas 5,1 mmol/L dengan manifestasi klinis kelemahan otot sampai paralisis, sehingga pasien merasa sesak nafas. Untuk mencari penyebab hiperkalemia, perlu diukur TTKG.






BAB III
PENUTUP
3.1.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa:
  Pada konsentrasi tertentu klalium sangat bermanfaat bagi manusia
  Namun jika konsentrasinya kurang atau melebihi rentangan konsetrasi tersebut maka akan berdampak fatal bagi kesehatan
3.2.   Saran
Diperlukan pemahaman yang baik terhadap gangguan keseimbangan elektrolit kalium, sehingga dapat menegakkan diagnosis dengan cepat dan tepat, dan pada akhirnya dapat memberikan penanganan yang tepat dan cepat pula pada penderita kekurangan dan kelebihan kalium.


laporan natrium dalam darah

·         Metode  = Fotometrik dengan determinasi
·         Tujuan = Mengetahui cara pemeriksaan kadar natrium ( sodium ) dan mengetahui kadar natrium dalam serum yang diperiksa.
·         Prinsip = Natrium (sodium) akan cepat mengendap dengan adanya mangnesium – uranyl acetat, sisa ion uranyl dalam suspensi bersama dengan thioglycolic acid akan membentuk kompleks berwarna kuning coklat. Perbedaan antara reagen blank (tanpa precipitant) dengan analisa adalah sebanding dengan konsentrasi natrium (sodium)
Dasar teori
Natrium adalah kation Na utama cairan ekstrasel dan sebagian besar berhubungan dengan klorida dan bikarbonat dalam pengaturan asam-basa. Na penting dalam mem-pertahankan tekanan osmotik cairan tubuh. Pada individu yang peka, terdapat hubungan jelas antara intake Na dengan tekanan darah diastolik. Jadi NaCl dapat memperhebat hipertensi yang telah ada.
Sumber utama dalam makanan adalah pada garam dapur (NaCl).
Metabolisme
Diserap oleh ileum, diekskresi melalui urin. Ginjal mampu menghemat Na dengan membuang K atau H . Apabila diperlukan intake air lebih dari 4 l/hari untuk mengganti keringat yang hilang, maka harus diberi Na Cl ekstra. Kontak terus menerus dengan suhu tinggi dengan berkeringat berlebihan, kehilangan Na dalam keringat akan dijurangi oleh proses adaptasi yang mengikut sertakan aldosteron. Pada penyakit ginjal, kemampuan menghemat Na seringkali hilang, dan terjadi gangguan keseimbangan natrium, klorida, kalium dan air yang parah.
Natrium atau sodium merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh. Kadar natrium di dalam tubuh sekitar 2 persen dari total mineral. Tubuh orang dewasa sehat mengandung 256 gram senyawa natrium klorida (NaCl) yang setara dengan 100 gram unsur natrium. Kadar natrium normal pada serum 310-340 mg/dL.
Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai  konduksi impuls saraf.
Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah  tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh).Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan laksansia  (obat pencahar).Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.
          Pemeriksaan natrium (Na) berguna untuk mengetahui konsentrasi Na (elekrolit dan mineral) di dalam darah. Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan air (sejumlah cairan di dalam maupun di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, serta berperan penting dalam fungsi kerja saraf dan otot. Konsentrasi Na banyak terdapat di dalam darah dan cairan limfa. Keabnormalan Na dalam darah mengindikasikan adanya gangguan kesehatan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan elektrolit darah yang lain seperti kalium (K), klorida (Cl), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Serum / plasma : 4-8°C selama 2 minggu, -20°C selama 1 tahun, 20-25°C : 2 minggu

Unsur Na terdapat pada garam dapur (NaCl), susu, dan telur. Na berfungsi memelihara tekananosmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel. Selain itu, Na mempunyai peranan dalam konduksi impuls dari saraf. Defisiensi Na akan menyebabkan ganguan pada ginjal, perubahan nilai osmotik, dan perubahan suhu tubuh. Hal-hal tersebut akan menimbulkan gejala hipertensi (tekanan darah meningkat).
Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku.
Walaupun natrium memegang peran penting untuk kesehatan tubuh, konsumsi yang berlebih tetap harus dicegah karena dapat menimbulkan efek negatif. Banyaknya sumber natrium di alam menyebabkan kasus defisiensi natrium sangat jarang terjadi. Sebaliknya, kasus kelebihan konsumsi yang justru sering menjadi masalah. Karena itu, kita perlu mencermati pola makan agar terhindar dari dampak negatif kelebihan natrium.    
Sumber Bahan pangan, baik nabati maupun hewani, merupakan sumber alami natrium. Umumnya pangan hewani mengandung natrium lebih banyak dibandingkan dengan nabati. Namun, sumber utamanya garam dapur (NaCl), soda kue (natrium bikarbonat), penyedap rasa monosodium glutamat (MSG), serta bahan-bahan pengawet yang digunakan pada pangan olahan, seperti natrium nitrit dan natrium benzoat.
Natrium juga mudah ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap saji (fast food), serta makanan ringan (snack). Umumnya makanan dalam keadaan mentah sudah mengandung 10 persen natrium dan 90 persen ditambahkan selama proses pemasakan.
Dewasa ini fast food sering mendapat sorotan di beberapa negara maju dan berkembang sebagai salah satu penyebab hipertensi terbesar. Dengan alasan kepraktisan dan kelezatan, makanan seperti hamburger, piza, hot dog telah menjadi primadona di masyarakat saat ini, padahal makanan-makanan tersebut bukanlah makanan yang baik untuk kesehatan.
Selain kadar lemak tinggi, makanan tersebut juga mengandung kadar natrium yang sangat tinggi, yaitu 2.275 mg per 100 gramnya. Kandungan natrium beberapa produk makanan dapat dilihat pada Tabel 1.
Kebutuhan National Research Council of The National Academy of Sciences merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak lebih dari 2.400 mg/hari, yaitu setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari, kira-kira setara dengan satu sendok teh.
Di beberapa negara, tingkat konsumsi natrium cenderung sangat tinggi. Tingkat konsumsi natrium di Amerika Serikat mencapai 4.000-5.000 mg/hari. Tingginya konsumsi natrium di AS disebabkan tingginya konsumsi fast food, sehingga hipertensi merupakan pembunuh paling mematikan.
Di Jepang, konsumsi garam dapur sangat luar biasa, yaitu sekitar 25-35 gram/hari. Padahal, menurut ahli gizi, orang dewasa idealnya makan garam 6 gram sehari dan anak-anak hanya 3 gram garam per hari. Tingginya konsumsi garam di Jepang karena sebagian besar makanan berasal dari hewan laut, yang menyebabkan 84 persen pria dewasa di Jepang dipastikan menderita hipertensi. Di Indonesia, seiring dengan meningkatnya dominasi pola makan ala Barat, hipertensi kian menjadi masalah.  
Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan sinyal rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Selain itu, jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya kenaikan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan adanya peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kencing, sehingga mengurangi volume darah.
Jika kadar natrium terlalu rendah, sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalam darah. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Sementara itu, kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik, sehingga ginjal menahan air.
Penahanan natrium dan air menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kencing, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke normal. Sensitivitas seseorang terhadap kadar natrium dalam darah berbeda-beda. Umumnya, semakin bertambah usia seseorang, semakin bertambah tingkat sensitivitasnya.
Fungsi Mineral natrium (Na) merupakan kation utama yang terdapat pada cairan ekstraselular, sedangkan kalium (K) merupakan kation utama pada cairan intraselular. Dengan demikian, mineral Na dan K memegang peran penting dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh. Jika kedua mineral tersebut tidak berimbang, air akan mengalir ke dalam atau ke luar sel untuk menjaga konsentrasi Na dan K agar tetap berimbang.    
Unsur natrium sangat penting untuk penyerapan glukosa di dalam ginjal dan usus, serta untuk pengangkutan zat-zat gizi lain melewati membran sel. Melalui asosiasinya dengan klorida (Cl) dan bikarbonat, Na terlibat dalam pengaturan keseimbangan asam-basa, sehingga cairan tubuh berada pada kisaran pH netral untuk mendukung metabolisme tubuh.
Sebagian besar natrium diserap oleh usus halus dan hanya sedikit yang diserap oleh lambung. Dari usus, natrium dialirkan oleh darah ke hati, kemudian ke ginjal untuk disaring dan dikembalikan ke darah dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Regulasi metabolisme natrium oleh ginjal dikontrol oleh aldosteron, yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Apabila konsumsi natrium rendah atau kebutuhan tubuh meningkat, kadar aldosteron akan meningkat dan ginjal lebih banyak menyerap kembali (reabsorpsi) natrium. Hal sebaliknya terjadi jika konsumsi natrium berlebihan.
Salah satu perannya yang paling esensial adalah untuk menjaga keseimbangan osmotik atau keseimbangan aliran cairan di dalam tubuh. Selain itu, natrium juga mempunyai peran penting untuk merangsang saraf serta membantu sel-sel untuk metabolisme zat gizi esensial lainnya.
Bersama-sama dengan kalium, natrium juga mempunyai peran untuk menjaga fungsi dan kerja otot jantung, serta mencegah penyakit-penyakit berbahaya seperti gangguan saraf. Bagi ibu hamil, natrium berperan meningkatkan kerja jantung, memompa darah agar dapat memenuhi kebutuhan sang ibu dan janin. @ Prof. DR. Made Astawan Dosen Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB 

·         Alat = 
o   Spektrofotometer
o   Kuvet
o   Rak dan tabung reaksi
o   Centrifuge
o   Pipet automatic 20µl, 1000µl
·         Reagen =
PREC :
o   60 ml precipilating solution
o   Uranyl acetat 19 mmol/l
o   Mangnesium acetat 140 mmol/l
RGT : 
o   60 ml colour reagent
o   Ammonium thioglycolate 550 mmol/l
o   Ammonia 550 mmol/l
STO : 
o   2ml standart
o   Sodium (Na+)
·         Bahan =  Serum
·         Cara kerja =
Reagen                        standart           pemeriksaan
Standart (µl)               -                       20                    -
Serum (µl)                  -                       -                       20
Presipitant (µl)           -                       1000                1000
Dicampur, didiamkan 5menit, dicentrifuge 4000rpm selama 5-10 menit (dipipet dalam tabung)

Presipitant (µl)          20                    -                       -          
Supernatant (µl)         -                       20                    20
RGT (µl)                    1000                1000                1000
Dicampur, didiamkan 15 menit, dibaca abs reagen B, standart dan pemeriksaan terhadap aquadest pada ƛ410 nm (blanko aquadest)
·         Hasil =
Data :
o   Blanko aquabidest       : 0,000 A
o   Reagen B                    : 0,398 A
o   Standart                      : 0,108 A
o   Pemeriksaan                : 0,212 A
·         Perhitungan :
Kadar Na+ = ( Abs reagen B – Abs pemeriksaan )
·         Pembahasan =
o   Panjang gelombang yang digunakan untuk pembacaan hasil pada pemeriksaan natrium adalah ƛ410 nm
o   Saat mencampur reagen dengan serum harus benar – benar  tercampur agar hasil pembacaan pada spekto akurat
o   Blanko yang digunakan untuk seting blank pada pemeriksaan natrium adalah aquabidest
o   Kebersihan alat, cara pemipetan sampel dan reagen sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan


INFLUENZA

VIRUS INFLUENZA
Definisi Virus Influenza
Virus influenza adalah ëRNA-based ì, mempunyai dua glikoprotein yaitu H (hemaglutinin) dan N (neuraminidase ), saat ini sudah ditemukan 16 subtipe glikoprotein H dan 9 subtipe N. ( CDC th 2007 ). Adanya glikoprotein H memungkinkan virus mampu masuk ke sel dan membentuk virus baru, sedangkan glikoprotein N memungkinkan virus baru tersebut keluar dari sel host dan beredar ke sel host yang lain. Virus Influenza disusun berdasar kombinasi struktur glikoprotein H dan N misalnya H1N1 (Spanish flu,1918), H2N2 (Asian flu,1957),  dan H5N1(avian flu/flu burung ). Virus H1N1 sebelumnya disebut Flu babi / swine flu tetapi sejak 30 April 2009 WHO tidak menyebut flu babi tetapi influenza A/H1N1.
WHO mengatur nomenklatur virus influenza dan urutan penamaannya adalah : Sub tipe virus / hewan pejamu / asal geografis / nomor strain laboratorium / tahun isolasi / sub tipe.
Contoh nama virus di California : A/California/10/78/(H1N1), di Sydney : A/Sydney/5/97/ (H3N2), di Hongkong : A/Hong Kong/156/97 (H5N1) dan sebagainya.
Apabila virus menginfeksi hewan, maka nama hewan dicantumkan sebe­lum geografi, misalnya influenza A/ Chicken/Hong Kong /G9/97 (H9N2).
Influenza Struktur Virus
Gambar dari virus influenza
Sejarah
Menurut National Geographic, influenza adalah bencana global pada tahun 1918, yang mencolok dengan menyerang seperlima dari penduduk bumi dan mengambil lebih dari 50 juta jiwa. Kasus terbaru ini adalah flu H1N1 tahun 2009.
Jenis-jenis virus
Dalam klasifikasi virus, virus influenza termasuk virus RNA yang merupakan tiga dari lima genera dalam famili Oethomyxoviridae :
·         Virus influenza A
·         Virus influenza B
·         Virus influenza C
Tipe A & B sering menyebabkan penyakit sedangkan tipe C secara sporadis menimbulkan infeksi saluran napas atas. Virus-virus tersebut memiliki kekerabatan yang jauh dengan virus parainfluenza manusia, yang merupakan virus RNA yang merupakan bagian dari familiparamyxovirus yang merupakan penyebab umum dari infeksi pernapasan pada anak, seperti croup (laryngotracheobronchitis), namun dapat juga menimbulkan penyakit yang serupa dengan influenza pada orang dewasa.

Virus influenza A

Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A. Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza manusia. 
Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga tipe influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa serotipe-serotipe yang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini. Serotipe yang telah dikonfirmasi pada manusia, diurutkan berdasarkan jumlah kematian pandemi pada manusia, adalah:
·         H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu Babi pada tahun 2009
·         H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
·         H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
·         H5N1, yang menimbulkan Flu Burung pada tahun 2004
·         H7N7, yang memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa[23]
·         H1N2, endemik pada manusia, babi, dan unggas
·         H9N2
·         H7N2
·         H7N3
·         H10N7

Virus influenza B

Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat satu serotipe influenza B. Karena tidak terdapat keragaman antigenik, beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin.  Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak memungkinkan perpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi influenza B tidak terjadi.

Virus influenza C

Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal.  Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.



VIRUS FLU BURUNG
Definisi
Jenis virus influenza sangat bervariasi, dan beberapa diantaranya dapat menyerang unggas (ayam, burung, bebek, etc). Virus ini disebut Virus Avian Influenza. Pada unggas penyakit ini disebabkan oleh Virus Influenza jenis A. Penyakit pada unggas ini di deteksi di Italia 100 tahun yang lalu, dan kini telah menyebar keseluruh dunia. Ada 15 jenis yang dapat menginfeksi unggas, dan yang terganas adalah Tipe A subtipe H5 dan H7. Di Indonesia yang menyerang adalah subtipe H5N1. Unggas air yang berimigrasi adalah reservoir alami dari virus ini, dan ayam terutama ayam ras adalah yang paling rentan.
http://dokita.co/blog/wp-content/uploads/2013/01/avian-flu.jpg
Virus subtipe H5 dan H7 adalah Virus Flu Burung. Virus Avian Flu dapat diklasifikasi kedalam Virus yang Fatalitas Tinggi (HPAI) dan Virus yang Fatalitas Rendah (LPAI). Pembagian ini berdasar bentuk genetik Virus. Umumnya HPAI dikaitkan dengan tingkat kematian tinggi pada peternakanunggas. Apakah Fatalitas yang Tinggi atau Rendah pada unggas ini berhubungan dengan risiko penularan pada manusia belum diketahui secara pasti.Virus HPAI dapat membunuh 90 - 100% unggas yang terinfeksi, tetapi LPAI menyebabkan sakit ringan atau tanpa gejala pada ayam.Tetapi virus LPAI dapat berubah menjadi HPAI, sehingga wabah Virus H5 atau H7 LPAI seharusnya tetap dimonitor oleh Dinas Peternakan
Penularan ke Manusia.
Walaupun jarang, beberapa virus flu burung dapat menular ke manusia. Virus Burung yang disebut H5N1 telah menginfeksi manusia yang kontak langsung dan terus menerusdengan unggas. Cara penularan ialah tinja unggas yang mengering dan menjadi partikel kecil, yang terbawa angin dan dihirup oleh ungggas, hewan lain dan manusia. Virus Flu Burung H5N1 ini menyebabkan Flu berat pada manusia dan bisa menyebabkan radang paru akut dan kematian. Saat ini belum ada bukti bahwa penularanberlangsung dari manusia ke manusia. Hingga saat ini BELUM ADA vaksin yan g tersedia untuk Flu Burung.
Tanda gejala flu burung pada manusia :
1.       Menderita ISPA.
2.       Timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius).
3.       Batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot.
4.       Sakit tenggorokan yang tiba-tiba.
5.       Timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian.
6.       Lemas mendadak.
7.       Sakit kepala.

Penanganan dan pengobatan flu burung adalah dengan pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.














VIRUS FLU BABI
Definisi
Flu babi adalah penyakit flu yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. virus ini termasuk dalam keluarga Orthomyxoviridae. Virus flu babi ini masih satu genus dengan virus penyebab flu burung. Virus influenza A ini menjadi perhatian karena galur virus yang berbedamenyebabkan influenza pada unggas, kuda dan babi. Flu babi merupakan salah satu penyakit zoonosis yang ditakuti selain flu burung karena dapat menginfeksi manusia. Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1H1N2H3N1, H3N2dan H2N3.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrPSM4MwZe7_bUApeeRqwPWfOsnetgjkhYEgxQumby5V3pyXiXj2-8LMOBuu4N-DpJ6zaBHtMvxilOT7BhNvA1b6oAsvHthsf_WsxQzzoAnquTleKnWHe7hI2siTH0EOhW-D2w0jthwqpb/s320/virus+flu+babi.jpg
Sejarah Influenza Babi
Influenza babi pertama kali diamati di Amerika Serikat bagian Tengah Utara pada saat  terjadinya epidemic influenza manusia tahun 1818-1819, dan dalam jangka waktu lama dilaporkan hanya terjadi di daerah tersebut (tempat terjadinya wabah tahunan pada setiap musim dingin). Influenza babi merupakan penyakit pernafasan yang paling sering menyerang babi di Amerika Utara. Wabah juga dilaporkan terjadi di Kanada, Amerika Selatan, Asia dan Afrika pada awal tahun 1968. Di Eropa, flu babi berjangkit pada tahun 1950-an di Cekoslovakia, Inggris dan Jerman Barat.
 http://www.klikdokter.com/userfiles/flu%20babi.JPG
Gejala Klinis
Masa inkubasi 1-3 hari. Gejala klinis yang utama terbatas pada saluran pernafasan, mendadak timbul pada sebagian besar babi dalam kelompok. Babi yang terinfeksi tidak mampu berjalan dengan bebas dan cenderung bergerombol. Terjadi radang hidung, pengeluaran ingus, bersin-bersin dan konjungtivitis. Babi yang terinfeksi menderita batuk proksismal, disertai dengan punggung melengkung, pernafasan cepat, sesak, apatis, anoreksia, rebah tengkurap dan suhu tubuh meningkat mencapai 41-41,5°C. Setelah 3-6 hari babi biasanya sembuh dengan cepat, makan secara normal setelah 7 hari dan sejak tampaknya gejala klinis untuk pertama kalinya. Bila babi yang sakit diussahakan tetap hangat dan tidak menderita cekaman, penyakit ini tidak membahayakan dan dengan komplikasi yang sangat kecil serta tingkat kematian kurang dari 1 %, tetapi babi yang menderita bronkopneumonia dapat berakhir dengan kematian.
















RESPIRATORY SYNTIAL VIRUS
Definisi
Virus ini termasuk dalam famili paramyxoviridae,genus pneumovirus yang di dapatkan pertama kali pada simpanse dan dapat menginfeksi manusia. Partikel virus berbentuk pleomorfik mempunyai ukuran 100-350 nm, mengandung asam nukleat RNA untai tunggal dengan polaritas negatif. Terdiri dari 2 protein nonstruktural dan 8 protein struktural.
Protein selubung terdiri dari 2 glikoprotein yaitu protein F yang berfungsi untuk fusi partikel sel virus dengan sel hospes dan fusi antar sel-sel yang terinfeksi dan sekitarnya sehingga membentuk syncytia an protein G yang berperan penting pada proses penempelan virus dengan sel hospes.
Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus yang menyebabkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan. RSV merupakan virus Ribo Nucleic Acid (RNA) berselubung anggota dari genus pneumovirus, familia paramyxoviridae. Bentuk dan ukuran virion virus RSV bervariasi (rata ‐rata diameter 120 ‐300 nm). RSV bersifat tidak stabil di lingkungan dan dapat diinaktivasi dengan sabun, air dan desinfektan RSV terdiri atas 2 subgrup yaitu RSV A dan RSV B, dibedakan berdasarkan uji serologi, namun belakangan dapat dibedakan berdasarkan sekuen nukleotida. Kedua subgrup RSV dibedakan menjadi galur galur berdasarkan tiga kriteria yaitu: pola restriksi gen nukleokapsid (gen N), gen hidrofobik (gen SH) dan gen protein pengikat (gen G / attachment gene). Galur galur ini tersebar di seluruh dunia, tetapi perbedaan tingkat virulensi dan imunitas pada individu dan komunitas, belum diketahui dengan pasti.
  http://www.ahliwasir.com/image-upload/childhood-illnesses-s2-rsv-virus_resize.jpg
Infeksi Virus Sinsisial Pernafasan
                Infeksi Virus Sinsisial Pernafasan (Infeksi RSV) adalah suatu infeksi virus menular yang menyerang paru‐paru. Angka kejadian infeksi RSV tertinggi ditemukan pada bayi berumur 2‐6 bulan. Biasanya penyakit ini berlangsung selama 7‐14 hari, tetapi beberapa kasus ada yang berlangsung sampai 3 minggu.
Pada akhir infeksi RSV, tubuh membentuk kekebalan terhadap virus, tetapi kekebalan tersebut tidak pernah lengkap. Infeksi kembal terjadi, tetapi biasanya tidak seberat infeksi sebelumnya. Penyebab Virus pernapasan memasuki tubuh melalui mata, hidung atau mulut. Virus ini menyebar dengan mudah melalui batuk atau bersin yang mengandung sekret infeksius, yang kemudian terhirup oleh orang lain melalui kontak langsung, seperti berjabat tangan. Virus ini juga dapat hidup selama berjam-jam pada objek seperti meja dan mainan. Menyentuh mulut, hidung atau mata setelah menyentuh benda yang terkontaminasi, cenderung akan menyebabkan terkena virus ini. Pada beberapa hari pertama setelah terinfeksi merupakan fase paling infeksius, sehingga mudah menularkan virus ini kepada orang lain.
http://www.niehs.nih.gov/research/atniehs/labs/assets/images/a/alifigure1rsvinfectionjpg.jpg
Tetapi virus RSV juga masih dapat menyebar sampai beberapa minggu setelah terinfeksi. RSV menyebar dari sekret pernafasan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau kontak dengan bahan yang terinfeksi. Infeksi dapat terjadi jika bahan yang terinfeksi mengenai mata, mulut atau hidung atau melalui inhalasi droplet (percikan ludah/ingus) saat penderita bersin dan batuk. Di daerah iklim sedang, infeksi RSV biasanya menjadi wabah tahunan selama 4‐6 bulan pada musim gugur, dingin da permulaan musim semi, puncaknya pada musim dingin. RSV akan menyebar secara luas pada anak‐anak, serologi pada anak‐anak umur kurang dari 2 tahun yang menunjukkan antibodi terhadap RSV. Pada bayi dan anak‐anak yang masih sangat muda, RSV bisa menyebabkan pneumonia, bronkiolitis dan trakeobronkitis. Pada orang dewasa dan anak‐anak yang lebih besar, RSV biasanya menyebabkan infeksi saluran pernafasan yang ringan. 
Gejala klinik
Masa inkubasi berkisar antara 2-8 hari.gejala di mulai dari saluran pernapasan atas yakni demam, rinitis, faringitis sedangkan saluran pernapasan bagian bawah di tandai dengan bronkiolitis dan pneumonia. Infeksi lain antara lain batuk, tachypnea, hipoksemia dan sianosis,yang ditemukan setelah beberapa hari. Pada bayi sering ditemukan sesak napas , laryngotracheobronchitis, rewel dan otitis media. Pada masa kehamilan kurang dari 3 minggu dapat menyebabkan kelainan hati dan janin.
Diagnosis laboratorium
Spesimen klinik berupa bilasan hidung atau swab tenggorokan dapat digunakan untuk mengidentifikasi virus penyebab infeksi dengan cara imunofluoresensi dan ELISA. Kultur virus dapat dilakukan dengan menggunakan sel Hela, sel Hep-2 dan sel ginjal monyet. Efek sitobatik dapat dilihat pada sel kultur setelah 2-5 hari.



















VIRUS PARAINFLUENZA
Definisi
Human parainfluenza viruse (hPIV) adalah virus RNA dari genus paramyxovirus dan family Para­mixoviridae. Virus Para Influenza merupakan virus patogen yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bagian vawah pada anak-anak dan orang dewasa. Virus ini berbentuk sferik atau pleomorfik yaitu mempunyai ukuran yang lebih besar dengan diameter 150-300 nm.
http://www.virtualpediatrichospital.org/providers/ElectricAirway/PathImages/ParainfluenzaVirus.jpg http://www.jci.org/articles/view/25669/files/JCI0525669.f1/medium
Klasifikasi
Ada 4 jenis hPIV yaitu tipe 1 sampai 4 yang dibagi ke dalam dua kelompok yaitu Respirovirus (hPIV 1 dan 3 ) dan Rubulavirus (hPIV 2 dan 4). Di alam, hPIV tidak hanya menyerang manusia tetapi juga beberapa jenis binatang antara lain marmot, kelinci, monyet, dan juga tupai. Sebagian besar infeksi pada hewan adalah asimtomatik atau tak ada gejala sakit. Penularan hPIV seperti virus influenza, pada manusia hPIV sering menimbulkan infeksi saluran napas akut dan merupakan penyebab infeksi saluran napas bawah kedua terbanyak setelah respiratory syncytial virus. Ke - empat tipe hPIV se­mua­nya dapat menyebabkan infeksi saluran napas yang berat, namun sebagian besar kasus yang dirawat di RS disebabkan hPIV3. Di Amerika Serikat sekitar 12 % dari 500,000 sampai 800,000 kasus infeksi saluran  napas bawah per tahun disebabkan oleh virus para influenza hPIV1-3. Estimasi di dunia 10% dari infeksi saluran napas bawah pada anak pra ñsekolah disebabkan hPIVs dan 25 sampai 30% kasus terjadi kematian. 
Infeksi hPIV yang sering ada­lah ''croup'' (acute laryngotracheobronchitis), bronchiolitis, dan pneumonia yang meru­pa­kan infeksi saluran napas yang berat sering menimbulkan pa­nas sampai di atas 40 derajat C.
Gejala klinik
Virus parainfluenza bersifat tanpa gejala dan menyerang remaja dan orang dewasa. Masa inkubasi berlangsung antara lain adalah demam, rinitis, faringitis, batuk dan sesak napas. Virus parainfluenza yang paling sering menyebabkan wabah laryngotracheobronhitis adala virus parainfluenza tipe 1 dan tipe 2 terutama pada musim gugur dan awal musim semi. Sedangkan virus parainfluenza tipe 3 menyebabkan bronkitis pada anak anak umur kurang dari kurang dari 2 tahun, sedangakn tipe 4 sering menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas.
Diagnosis Laboratorium
Diagnosis dapat ditegakkan dengan cara mendeteksi viral dengan cara radioimunoesai,ELISA,fluoro-imunoesai. Spesimen klinik yang digunakan adalah sekret nasofaring atau swab tenggorokan.
Pemeriksaan antibodi dilakukan dengan uji hambatan hemaglutinasi. Infeksi positif jika terjadi peningkatan 4 kali titer antibodi antara fase infeksi akut dan mas konvalensen.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik. Terapi suportif yang diberikan antara lain antipiretik dan pelega saluran pernapasan untuk laryngotracheobronchitis. Sedangkan kasus yang sedang dan berat diberika efineprin dan cortikosteroid.
Tindakan pencegahan yang dilakukan dengan cara hidup bersih, mencuci tangan dengan cairan antiseptik dan sabun, serta mencegah terjadinya penularan melalui infeksi nosokomial.