Pengertian enzim
Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang
dihasilkan oleh sel. Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi
metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim
terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel
juga terganggu. Enzim merupakan suatu protein seperti halnya protein
lain, enzim dapat mengalami perubahan struktur apabila dikenakan pada suhu yang
ekstrem. Bila terjadi perubahan struktur, enzim menjadi tidak fungsional lagi.
Supaya dapat bekera secara optimal, enzim memerlukan kondisi (pH, suhu,
kepekatan) tertentu. Kerja enzim bersifat spesifik, emzim ptialin hanya bekerja
untuk amilum, enzim katalase untuk hydrogen peroksida dan sebagainya (Basoeki,
2000).
Enzim adalah
substansi dengan dasar protein yang terdapat pada manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Enzim membantu proses metabolisme tubuh yang memungkinkan proses
kehidupan dapat berjalan.
Spesifitas enzim
Enzim sangat spesifik, baik terhadap terhadap jenis reaksi yang dikatalisisnya
maupun terhadap substrat atau reaktan yang diolahnya. Gambaran spesifitas enzim
tercantum pada Gambar 2.9. Satu enzim biasanya mengkatalisis satu jenis reaksi
kimia saja, atau seperangkat reaksi yang sejenis. Dalam reaksi enzimatik sangat
jarang terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan terbentuknya hasil sampingan
yang tak berguna.
Sifat
Enzim :
1. Enzim
adalah protein, karenanya enzim bersifat thermolabil, membutuhkan pH dan suhu
yang tepat.
2. Enzim
bekerja secara spesifik, dimana satu enzim hanya bekerja pada satu substrat.
3. Enzim
berfungsi sebagai katalis, yaitu mempercepat terjadinya reaksi kimia tanpa
mengubah kesetimbangan reaksi.
4. Enzim
hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
5. Enzim
dapat bekerja secara bolak-balik.
6. Kerja enzim
dipengaruhi oleh lingkungan, seperti oleh suhu, pH, konsentrasi, dan lain-lain.
Kompleks enzim-substrat
Sebagian besar daya katalitik enzim berasal dari kemampuan enzim
menempatkan substrat ke dalam kedudukan yang menguntungkan pada kompleks enzim-substrat.
Enzim memiliki situs aktif, yaitu tempat tertentu pada molekul enzim untuk
mengikat substrat. Emil Fischer mengumpamakan substrat dan situs aktif sebagai
anak kunci dan kunci. Lihat Gambar 2.10 untuk ilustrasi lebih jelas.
Penggolongan (Klasifikasi) enzim
6 kelas utama
enzim dengan beberapa contohnya diberikan di bawah.
1.
Oksidoreduktase.
Enzim-enzim yang mengkatalis oksidoreduksi antara 2 substrat s dan S’
S red + S’ oks = Soks +S’ red
2.
Transferase
Enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan suatu gugus,G (lain dari
hydrogen) ,antara sepasang substrat S dan S’.
S─G + S’= S’─ G+S.
3.
Hidrolase
Enzim-enzim
yang mengkatalisis hidrolisis ikatan-ikatan ester, peptide, glikosil, anhidrida
asam, C-C,C-halida, atau P─N.
4.
Liase
Enzim-enzim yang mengkatalisis pembuangan gugus dari substrat dengan
mekanisme yang lain daripada hidrolisis,dan meninggalkan ikatan rangkap.
5.
Isomerase
Yang termasuk kelas ini adalah semua enzim yang mengkatalisis
interkoversi isomer-isomer optic,geometric, atau posisi.
6.
Ligase
(ligare = mengikat)
enzim yang mengkatalisis penggabungan 2 senyawa diikuti oleh pemecahan ikatan
pirofosfat pada ATP atau senyawa yang sejenis. Yang temasuk golongan ini adalah
enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi pembentukan ikatan C─ O,C─S, C─N dan C─C.
Beberapa contoh enzim
berdasarkan reaksinya
- Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu
zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan
substratnya yaitu :
1.1.Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan
karbohidrat.
Kelompok
ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikannya, misal :
a.
Amilase,
yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9 (suatu disakarida).
|
|
|
2 (C6H10O5)n
+ n H2O n C12H22O11
b.
Maltase,
yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
|
|
|
C12H22O11
+ H20 2
C6H12O6
c.
Sukrase,
yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.
d.
Laktase,
yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
e.
Selulase,
emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu
disakarida)
f. Pektinase, yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi
asam-pektin.
1.2.Esterase, yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya :
a. Lipase, yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi
gliserol dan asam lemak.
b. Fosfatase, yaitu enzim yang menguraikan suatu ester
hingga terlepas asam fosfat.
1.3.
Proteinase
atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a. Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi
asam amino.
b. Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan gelatin.
c.
Renin,
yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.
2. Oksidase dan reduktase , yaitu enzime yang menolong dalam
proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
2.1.
Dehidrogenase
: enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi
hasil-hasil oksidasi.
2.2. Katalase : enzim yang menguraikan hidrogen peroksida
menjadi air dan oksigen.
3. Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan
ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
3.1.Karboksilase : yaitu enzim yang mengubah asam piruvat menjadi asetaldehida.
3.2.
Transaminase
: yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu
asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
Cara
kerja Enzim
Molekul
selalu bergerak dan bertumbukan satu sama lain. Jika suatu molekul substrat
menumbuk molekul enzim yang tepat, substrat akan menempel pada enzim. Tempat
menempelnya molekul substrat pada enzim disebut sisi aktif. Kemudian
terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk. Ada dua teori mengenai kerja
enzim, yaitu teori lock and key (gembok – anak kunci) dan induced fit
(kecocokan terinduksi).
1. Teori
Gembok - anak kunci
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang
hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Bentuk substrat sesuai dengan sisi
aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim
bekerja secara spesifik. Substrat yang mempuyai bentuk ruang yang sesuai dengan
sisi aktif enzim akan berkaitan dan membentuk kompleks transisi enzim –
substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk
berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena
panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan
pH juga mempunyai pengaruh yang sama.
2. Teori
Induced Fit (Koshland)
Reaksi antara substrat dengan enzim berlangsung
karena adanya induksi molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori
ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan
struktur substrat.
Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, maka
enzim akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga
mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit).
Kemudian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat
diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada
keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.
Sisi aktif enzim
Karakteristik sisi aktif enzim
1. Merupakan
bagian kecil dari enzim (Mengapa enzim harus memiliki ukuran besar?)
2. Sisi
aktif merupakan suatu cekukan yang bersifat 3 dimensi. à memberikan lingkungan mikro yg sesuai untuk
terjadinya suatu reaksi kimia
3. Substrat
terikat pada sisi aktif dengan interaksi / ikatan yang lemah.
4. Spesifitas
enzim dipengaruhi oleh asam amino yg menyusun sisi aktif suatu enzim
Gambar sisi aktif ensim dan asam amino yang terlibat
Sisi aktif mempunyai 2 bagian yg
penting:
1.
Bagian yang mengenal substrat dan
kemudian mengikatnya
2.
Bagian yang mengkatalisis reaksi,
setelah substrat diikat oleh enzim
n Asam
amino yang membentuk kedua bagian tersebut tidak harus berdekatan dalam urutan
secara linear, tetapi dalam konformasi 3D mereka berdekatan
Mekanisme
Enzim
dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuanya menurunkan ΔG‡:
- Menurunkan
energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan
transisi terstabilisasi (contohnya mengubah bentuk substrat menjadi
konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim.)
- Menurunkan
energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan menciptakan
lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan keadaan
transisi.
- Menyediakan
lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat sementara
waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.
- Menurunkan
perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama pada orientasi
yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini melibatkan
destabilisasi keadaan dasar, dan kontribusinya terhadap katalis relatif
kecil.
Struktur Enzim
Pada
mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein dan memang ada enzim yang
ternyata hanya tersusun dari protein saja, misalnya pepsin dan tripsin.Tetapi
ada juga enzim-enzim yang selain protein juga memerlukan komponen selain
protein. Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Koenzim dapat
merupakan ion logam/ metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim.
Gabungan antara bagian protein enzim (apoenzim) dan kofaktor dinamakan
holoenzim.
Enzim yang memerlukan ion logam sebagai
kofaktornya dinamakan metaloenzim.. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat
katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai
stabilisator supaya enzim tetap aktif.
Tabel
1. Beberapa enzim yang mengandung ion
logam sebagai kofaktornya
Ion logam
|
Enzim
|
Zn 2+
Mg2+
Fe2+ / Fe3+
Cu2+/ Cu+
K+
Na+
|
Alkohol dehidrogenase
Karbonat anhidrasa
Karboksipeptidasa
Fosfohidrolasa
Fosfotransferasa
Sitokrom
Peroksida
Katalasa
Feredoksin
Tirosina
Sitokrom
oksidasa
Piruvat
kinasa (juga memerlukan Mg2+)
Membrane sel ATPasa ( juga memerlukan
K+ dan Mg2+)
|
Aktivitas Enzim
Seperti halnya katalisator, enzim dapat
mempercepat reaksi Kimia dengan menurunkan energi aktivasinya. Enzim tersebut
akan bergabung sementara dengan reaktan sehingga mencapai keadaan transisi
dengan energi aktivasi yang lebih rendah daripada energi aktivasi yang
diperlukan untuk mencapai keadaan transisi tanpa bantuan katalisator atau
enzim.
Enzim juga
dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim berdasarkan tempat kerjanya,
ditinjau dari sel yang membentuknya. Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel.
Endoenzim ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel.
Selain eksoenzim
dan endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif dan enzim induktif. Enzim
konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-menerus oleh sel tanpa peduli
apakah substratnya ada atau tidak. Enzim induktif (enzim adaptif) ialah enzim
yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat atau senyawa tertentu yang lain. Misalnya pembentukan
enzim beta-galaktosida pada escherichia coli yang diinduksi oleh laktosa
sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang dapat menginduksi enzim
tersebut walaupun tidak merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa adanya
laktosa atau melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi
sintesisnya akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.
Koenzim
Dalam
peranannya, enzim sering memerlukan senyawa organik tertentu selain protein. Ditinjau
dari fungsinya, dikenal adanya koenzim yang berperan sebagai pemindah hidrogen,
pemindah elektron, pemindah gugusan kimia tertentu (“group transferring”) dan
koenzim dari isomerasa dan liasa. Koenzim akan memperbesar
kemampuan katalitik suatu enzim sehingga jauh melebihi kemampuan yang
ditawarkan. Koenzim yang berikatan secara erat dengan enzim melalui ikatan
kovalen atau non kovalen sering disebut sebagai gugus prostetik.
Tabel
2. Contoh-contoh koenzim dan peranannya
No
|
Kode
|
Singkatan dari
|
Yang dipindahkan
|
1.
|
NAD
|
Nikotinamida-adenina dinukleotida
|
Hidrogen
|
2.
|
NADP
|
Nikotinamida-adenina dinukleotida fosfat
|
Hidrogen
|
3.
|
FMN
|
Flavin mononukleotida
|
Hidrogen
|
4.
|
FAD
|
Flavin-adenina dinukleotida
|
Hidrogen
|
5.
|
Ko-Q
|
Koenzim Q atau Quinon
|
Hidrogen
|
6.
|
Sit
|
Sitokrom
|
Elektron
|
7.
|
Fd
|
Ferredoksin
|
Elektron
|
8.
|
ATP
|
Adenosina trifosfat
|
Gugus fosfat
|
9.
|
PAPS
|
Fosfoadenil sulfat
|
Gugus sulfat
|
10.
|
UDP
|
Uridina difosfat
|
Gula
|
11.
|
Biotin
|
Biotin
|
Karboksil (CO2)
|
12.
|
Ko-A
|
Koenzim A
|
Asetil
|
13.
|
TPP
|
Tiamin pirofosfat
|
C2-aldehida
|
Enzim-Enzim
Indikator Kesehatan
Enzym yang berada dalam aliran darah sangat kecil, jadi
jika ada peningkatan kadar suatu enzim di darah, biasanya merupakan indikasi kematian
sel, kerusakan sel atau merupakan petanda penyakit tertentu.
Misal : CK, AST, LDH adalah enzim-enzim
yang berhubungan dengan fungsi dan penyakit jantung yang terutama Infark miokard à lihat tabel enzyme jantung.
Pengukuran
aktifitas enzyme dari :
1. Darah ( plasma/serum, RBC )
2. Urine ( enzim yang difiltrasi
oleh glomerolus )
3. Cairan tubuh lain
4. Jaringan ( didapat dari Biopsi )
Enzim-enzim
plasma meliputi :
1. Plasma Spesific Enzyme ( Enzym
plasma spesifik )
2. Cellular Enzymes ( Enzym sel )
3. Secreted Enzyme ( Enzym sekresi )
Enzim-enzim
plasma meningkat disebabkan oleh :
1. Nekrosis/kerusakan sel (ischaemia,
bahan toxic)
2. Peningkatan derajat cell turn
over (penyakit neoplasma, aktifitas
osteoblast meningkat)
3. Obstruksi saluran sekresi (regurgitasi)
4. Non spesifik.
UNIT ENZIM
Jumlah
total enzim dalam darah < 1 g/L untuk pemeriksaan aktifitas.
banyak
cara pemeriksaan :
Misal : Karmen U……………….} standarisasi
Bodansky
U……………} UI / IU
King-Armstrong U dll .....} unit internasional
Satu
UNIT enzim adalah :
Aktifitas
enzym yang dapat merubah 1 mikromol substrat pada keadaan optimal dalam waktu
satu menit. Dinyatakan dalam U/L atau mU/mL.
ISOENZYM
Isoenzim
adalah Protein yang dapat mengkatalisa reaksi yang sama dan terjadi pada
spesies yang sama, tetapi mempunyai sifat2 fisika dan kimia yang berbeda. Dapat
berasal dari : beberapa organ yg berbeda, bagian sel yang berbeda, satu bagian
yang sama.
ACID PHOSPHATASE
Enzym
ini terdapat pada beberapa jaringan seperti tulang, liver, ginjal, erytrocyt, spleen.
Jika
konsentrasi Prostatic Acid Phosphatase meningkat hal ini menunjukkan adanya
kelainan di prostat maka level enzim berhubungan dengan kelenjar tersebut.
Berguna untuk tentukan diagnosa dan penentuan stadium Ca prostate khususnya
mengetahui apakah ada metastase ke tulang.
Nilai
normal : 0.11 - 0.60 U/L
Peningkatan
nilai ini bermakna : Ca Metastase dari prostate
Peningkatan
moderate : Ca prostate insitu, Paget’s disease, MM, Gagal
ginjal, ca tulang metastase
Peningkatan
semu disebabkan oleh obat androgen, clofibrate.
PROSTATE SPESIFIC ANTIGEN ( PSA )
Merupakan
monitor dan identifikasi Ca prostate. PSA & PAP digunakan untuk mendiagnosa
tumor rekurens, monitor respon terapi Ca
Prostate.
Kadar
Normal : laki < 4 ng/mL BPH
4-8 Ca Prostate >8
Intepretasi PSA harus dengan banyak
pertimbangan karena BPH, prostatitis juga dapat meningkatkan nilai PSA. Jadi
dalam mendiagnosa penting untuk menggabungkan dengan informasi klinis dan
pemeriksaan lain. (Biopsi, RT)
ALANINE AMINOTRANSFERASE ( ALT =
SGPT )
Merupakan
enzyme katalis fungsi tubuh. Dominan untuk organ hati, konsentrasi lebih rendah
di jantung, otot dan ginjal. Variasi dari serum level digunakan untuk diagnosa
dari penyakit hati. Merupakan monitor pengobatan hepatitis atau kelainan hati
lain.
Kadar
Nilai normal : adult : 5 – 35 U/L elderly nilainya lebih tinggi.
Jika
sel-sel hati rusak ALT akan dilepaskan ke aliran darah.
Jika
hasil moderate-high maka hepatoseluler disease.
Peningkatan
ringan : chirosis liver, metast tumor, jaundice karena obstruksi atau penyakit
hati, obat-obatan, bahan toxic (acetaminophen, allopurinol, ampicilin,
cephalosporin, codein, tetrasiklin dll )
ASPARTATE AMINO TRANSFERASE ( AST =
SGOT )
Ditemukan
di sel dan jaringan yang aktivitas metaboliknya tinggi. Konsentrasi sangat tinggi ditemukan pada Otot
jantung, sel hati, sel otot rangka. Pelepasan AST ke aliran darah karena adanya
injury (jejas) pada sel /kematian sel.
Kadar
Nilai normal : 12 -35 U/mL
Peningkatan
AST/SGOT lebih sering berhubungan dengan Infark
myocard ( 4-10 x ), liver disease ( 10-100X ) Akut / kronik
hepatitis, kanker hati primer maupun sekunder, alcoholic, Reye’s syndrome.
ALKALI PHOSPHATASE ( ALP )
Terdapat
di hati, tulang, epitel dari saluran empedu, mukosa usus dan placenta.
Kadar
Normal adult : 17 -142 U/L
0 – 12 tahun :
145 – 530 U/L
Kadar
ALP meningkat : Paget’s disease, Sarkoma tulang, Osteomalacia, Penyembuhan
tulang, Metastatic bone tumor Pertumbuhan
tulang, Kehamilan.
Kadar
ALP menurun : Malnutrisi, Hypotiroidism, Anemia berat, Darah
dgn anticoagulant
CREATININ KINASE (CK/CPK)
Ditemukan
di otot jantung dan otot skeletal. Mempunyai 3 isoenzym :
1. CK-BB : jar otak, GI tract, UT
2. CK-MB : sel/otot jantung
3. CK-MM : otot skeletal
Nilai
Normal laki2 >19 th : 25 – 135 U/L
Perempuan>19 th : 15 -130 U/L
Peningkatan
nilai creatinin kinase disebabkan oleh Obat-obatan (aspirin, ampicilin, anticoagulan,
morphine), Exercise, post inj IM dll
Peningkatan
enzim CK-MB disebabkan kerusakan sel myocard (infark,myocarditis,ischemia)
Derajat
peningkatan CK-MB berguna untuk membedakan derajat infark myocard, Onset
terjadinya infark.
LACTIC ACID DEHIDROGENASE ( LD /
LDH )
Nilai
LDH akan meningkat 3 – 4 hari setelah infark myocard,
Enzim
LDH mempunyai 5 isoenzym, yaitu :
LDH 1 = Jantung, RBC
LDH 2 = Jantung, ren, brain
LDH 3 = brain, skeletal, liver
LDH 4 = Liver, brain, skeletal
muscle
LDH 5 = skeletal muscle, liver
Kadar
enzim LDH meningkat dapat disebabkan oleh Infark myocard, infark paru, Anemia hemolitik, Penyakit hati dan ginjal, Neoplasma
LIPASE
Lipase
merupakan enzim yang diproduksi dan disekresi oleh pancreas, usus halus,
lambung.
Kadar
lipase serum memberi informasi diagnosa khusus untuk pancreas.
Kadar
Lipase meningkat merupakan indicator kerusakan pancreas, pacreatitis akut, Kanker pancreas, Cholesystitis, Peritonitis, Diabetic
ketoacidosis.
Sebagai
katalis dalam reaksi-reaksi di dalam tubuh organisme,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar